Logoterapi
A.
Pengertian
Logoterapi
Logoterapi
diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal
dari kata “logos” yang dalam bahasa
Yunani berarti makna (meaning) dan
juga rohani (spirituality), sedangkan
terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan
sebagai corak psikologi atau psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian
pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna
hidup (the meaning of life) dan
hasrat untuk hidup bermakna (the will of
meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan
bermakna (the meaningful life) yang
didambakannya.
Menurut Frankl
(2004) logoterapi memiliki wawasan mengenai manusia yang berlandaskan tiga
pilar filosofis yang satu dengan lainya erat hubunganya dan saling menunjang
yaitu:
a. Kebebasan berkehendak (Freedom of Will)
Dalam pandangan
Logoterapi manusia adalah mahluk yang istimewa karena mempunyai kebebasan. Kebebasan
disini bukanlah kebebasan yang mutlak, tetapi kebebasan yang bertanggungjawab.
Kebebasan manusia bukanlah kebebasan dari (freedom
from) kondisi-kondisi biologis, psikologis dan sosiokultural tetapi lebih
kepada kebebasan untuk mengambil sikap (freedom
to take a stand) atas kondisi-kondisi tersebut. Kelebihan manusia yang lain
adalah kemampuan untuk mengambil jarak (to
detach) terhadap kondisi di luar dirinya, bahkan manusia juga mempunyai
kemampuan-kemampuan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri (self detachment). Kemampuan-kemampuan
inilah yang kemudian membuat manusia disebut sebagai “the self deteming being” yang berarti manusia mempunyai kebebasan
untuk menentukan sendiri apa yang dianggap penting dalam hidupnya.
b. Kehendak Hidup Bermakna (The Will to Meaning)
Menurut Frankl,
motivasi hidup manusia yang utama adalah mencari makna. Ini berbeda dengan
psikoanalisa yang memandang manusia adalah pencari kesenangan atau juga
pandangan psikologi individual bahwa manusia adalah pencari kekuasaan. Menurut
logoterapi (Koeswara, 1992) bahwa kesenagan adalah efek dari pemenuhan makna,
sedangkan kekuasaan merupakan prasyarat bagi pemenuhan makna itu. Mengenal
makna itu sendiri menurut Frankl bersifat menarik (to pull) dan menawari (to offer) bukannya mendorong (to push). Karena sifatnya menarik itu
maka individu termotivasi untuk memenuhinya agar ia menjadi individu yang
bermakna dengan berbagai kegiatan yang
sarat dengan makna.
c. Makna Hidup (The Meaning Of Life)
Makna hidup
adalah sesuatu yang dianggap penting, benar
dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang (Bastaman,
1996). Untuk tujuan praktis makna hidup dianggap identik dengan tujuan hidup.
Makna hidup bisa berbeda antara manusia satu dengan yang lainya dan
berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting bukan makna
hidup secara umum, melainkan makna khusus dari hidup seseorang pada suatu saat
tertentu. Setiap manusia memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas
khusus. Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan
hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik dan
kesempatan unik untuk menyelesaikan tugasnya, menurut Frankl.
B.
Tujuan
Logoterapi
Tujuan
dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a. Memahami adanya potensi dan sumber daya
rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan
dan agama yang dianutnya;
b. Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu
sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.
c. Memanfaatkan
daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak
kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk
meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
C.
Fungsi
dan Peran Terapis
· Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah
·
Mengakui
pentingya pendekatan dari pribadi ke konselor
· Mengendalikan filsafat pribadi
· Terapis bukan guru atau pengkhotbah
· Memberi makna lagi pada hidup
· Memberi makna lagi pada penderitaan
· Menekankan makna kerja
· Menekankan makna cinta
Buhler dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih-alih sistem teknik. Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
·
Menyadari
peran dari tanggung jawab Konselor
·
Mengakui
sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
·
Berorientasi
pada pertumbuhan
· Menekankan
keharusan Konselor terlibat dengan Konseli sebagai suatu pribadi yang
menyeluruh.
·
Mengakui
bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan Konseli
·
Memandang
Konselor sebagai model, dalam arti bahwa Konselor dengan gayahidup dan
pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implisit menunjukkan
potensi Konseli bagi tindakan kreatif dan positif
· Mengakui
kebebasan Konseli untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan
tujuan-tujuan dan nilainya sendiri
D.
Kelebihan
Logoterapi
Logoterapi mengajarkan bahwa setiap kehidupan
individu mempunyai maksud, tujuan, makna yang harus diupayakan untuk ditemukan
dan dipenuhi. Hidup kita tidak lagi kosong jika kita menemukan suatu sebab dan
sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita.
E.
Kekurangan
Logoterapi
Ada beberapa klien yang tidak dapat menunjukan makna
hidupnya sehingga timbul suatu kebosanan merupakan ketidakmampuan seseorang
untuk membangkitkan minat apatis, perasaan tanpa makna, hampa, gersang, merasa
kehilangan tujuan hidup, meragukan kehidupan. Sehingga menyulitkan konselor untuk
melakukan terapi kepada klien tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar