Psikoterapi adaalah serangkaian metode berdasarkan ilmu - ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.
Psikoterapi merupakan proses yang difokuskan untuk membantu seseorang sembuh dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan memulai periode yang sulit atau stress meningkat.
Tujuan terapi (Korchin):
1. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
2. Mengurangi tekanan emosional.
3. Mengembangkan potensi klien.
4. Mengubah kebiasaan.
5. Memodifikasi struktur kognisi.
6. Memperoleh pengetahuan tentang diri.
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal.
8. Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.
9. Mengubah kondisi fisik.
10. Mengubah kesadaran diri.
11. Mengubah lingkungan sosial.
Jaman sekarang dunia sudah serba menggunakan teknologi, termasuk psikoterapi. Psikoterapi termasuk ke dalam cakupan psikologi klinis, sekarang ini mulai bisa dilakukan melalui internet.
Psikoterapi yang dilakukan melalui internet juga bisa disebut terapi online, karena terapi ini bisa dilakukan 2 pihak (terapis dan klien) tanpa harus bertemu secara langsung di satu tempat.Psikoterapi secara online ini bisa dilakukan melalui E-mail, Instant Messaging, Real Time Chat, telepon internet, videocam. Interaksi dalam psikoterapi online ini berlangsung dalam waktu yang fleksibel dan sesuai dengan yang disepakati oleh 2 pihak.
Psikoterapi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya:
1. Hemat dan lebih ekonomis, karena terapis dan klien tidak diharuskan untuk bertemu di satu tempat tertentu untuk melakukan terapi.
2.Hemat waktu karena terapisnya fleksibel dan bisa dilakukan kapan saja.
Kekurangannya:
1.Terapis akan lebih sulit dalam mengdiagnosa gangguan yang dialami oleh klien, karena tidak ada interaksi langsung atau bertemu langsung sehinnga obervasi terhadap klien kurang informasi yang didapat oleh terapis terbatas pada wawancara tidak langsung.
2. Terapis tidak bisa mengamati secara langsng kondisi klien, bahasa tubuh klien serta mimik muka klien ketika menceritakan amsalahnya (kecuali dia melakukan videocam).
Sumber:
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/248/189
http://belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi
http://belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi
Markam,
Sumarmo dan Suprapti Slamet. (2008). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta
: Penerbit Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar