Arsip Blog

Sabtu, 23 Mei 2015

Kesehatan Mental : Fenomena Depresi





Setiap orang pasti pernah merasakan depresi pada saat – saat tertentu, seperti misalnya sedih, lesu, tidak minat pada aktivitas apapun meski menyenangkan. Situasi yang menjadi penyebab utama depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja atau kegagalan dalam hal cinta. Depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai dimana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali. (Atkinson dkk., 1992).
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang menarik. Dalam taraf yang ekstrim, penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa jadi mencoba bunuh diri.
Menurut Chaplin (1995) Depresi pada orang normal dapat diartikan sebagai keadaan murung (kesedihan , patah hati, dan patah semangat) yang ditandai dengan rasa tidak puas, menurunya aktivitas, dan pesimisme di dalam mengadapi masa datang. Sedangkan depresi secara abnormal dapat diartikan sebagai ketidakmampuan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi dan putus asa.
 Menurut Bandura (1986, 1997) Kegagalan sering berakibat terhadap depresi. Dan orang -  orang depresi sering menurunkan nilai pencapaian mereka sendiri. Hasilnya adalah kesedihan kronis, perasaan tidak berharga, perasaan tidak memiliki tujuan, dan depresi yang bertahan.
Bandura yakin bahwa penyebab depresi dapat terjadi dalam salah satu dari tiga subfungsi regulasi diri: (1) observasi diri, (2) proses penilaian, dan (3) reaksi diri.
  1.       Pada saat observasi diri, orang dapat dalah menilai performa mereka sendiri atau mendistorsi ingatan mereka menganai pencapaian di masa lalu, dan mengecilkan pencapaian mereka terdahulu, suatu kecendrungan yang akan meningkatkan depresi mereka.
  2.           Orang – orang depresi lebih mungkin melalukan penilaian yang salah. Mereka menentukan standar yang tidak realistis dan sangat tinggi, sehingga pencapaian pribadi apa pun akan dinilai sebagai kegagalan. Depresi lebih mungkin terjadi pada mereka yang menentukan tujuan dan standar personal yang jauh lebih tinggi daripada persepsi kemampuan mereka untuk mencapai hal -  hal tersebut.
  3.     Reaksi diri orang depresi cukup berbeda dari mereka yang tidak depresi. Orang – orang depresi tidak hanya menilai diri mereka sendiri dengan keras, mereka juga cenderung memperlakukan diri mereka dengan buruk karena keterbatasan – keterbatasan mereka.

Depresi adalah suatu penyakit hati yang menyebabkan kita tidak bersemangat melakukan apapun, perasaan yang lebih dari sedih. Depresi menyebabkan kita lelah secara mental. Dalam kehidupan sehari – hari kita harus menjauhkan perasaan depresi karena depresi bisa saja membuat kita melakukan hal – hal yang tidak terduga seperti bunuh diri. Untuk menjauhi perasan depresi kita harus selalu memiliki pikiran positif mengenai diri kita sendiri. Olahraga juga bisa membantu seseorang dalam mengatasi depresi, dengan olahraga pikiran kita akan lebih tenang dan segar. Mari hidup sehat dengan selalu olahraga terartur dan berpikiran positif.


Refrensi:
1.      Riyanti, Dwi B.P, Hendro Prabowo (1998) Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma.
2.      Feist, Jess. Feist,Gregory J. (2011) Teori Kepribadian 2. Jakarta: Salemba Humanika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar