Setiap orang pasti
pernah merasakan depresi pada saat – saat tertentu, seperti misalnya sedih,
lesu, tidak minat pada aktivitas apapun meski menyenangkan. Situasi yang
menjadi penyebab utama depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja
atau kegagalan dalam hal cinta. Depresi dianggap abnormal ketika depresi
tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai dimana kebanyakan orang sudah
dapat pulih kembali. (Atkinson dkk., 1992).
Depresi adalah suatu
kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang
sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu
disebut sebagai suatu gangguan depresi. Penderita depresi tidak mampu mengambil
keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan perhatiannya kepada
sesuatu yang menarik. Dalam taraf yang ekstrim, penderita dapat disertai adanya
kecemasan dan bisa jadi mencoba bunuh diri.
Menurut Chaplin (1995)
Depresi pada orang normal dapat diartikan sebagai keadaan murung (kesedihan ,
patah hati, dan patah semangat) yang ditandai dengan rasa tidak puas, menurunya
aktivitas, dan pesimisme di dalam mengadapi masa datang. Sedangkan depresi
secara abnormal dapat diartikan sebagai ketidakmampuan yang ekstrim untuk
merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi
dan putus asa.
Bandura yakin bahwa
penyebab depresi dapat terjadi dalam salah satu dari tiga subfungsi regulasi
diri: (1) observasi diri, (2) proses penilaian, dan (3) reaksi diri.
1. Pada saat observasi diri, orang dapat
dalah menilai performa mereka sendiri atau mendistorsi ingatan mereka menganai
pencapaian di masa lalu, dan mengecilkan pencapaian mereka terdahulu, suatu
kecendrungan yang akan meningkatkan depresi mereka.
2. Orang – orang depresi lebih mungkin
melalukan penilaian yang salah. Mereka menentukan standar yang tidak realistis
dan sangat tinggi, sehingga pencapaian pribadi apa pun akan dinilai sebagai
kegagalan. Depresi lebih mungkin terjadi pada mereka yang menentukan tujuan dan
standar personal yang jauh lebih tinggi daripada persepsi kemampuan mereka
untuk mencapai hal - hal tersebut.
3. Reaksi diri orang depresi cukup berbeda
dari mereka yang tidak depresi. Orang – orang depresi tidak hanya menilai diri
mereka sendiri dengan keras, mereka juga cenderung memperlakukan diri mereka
dengan buruk karena keterbatasan – keterbatasan mereka.

Refrensi:
1. Riyanti,
Dwi B.P, Hendro Prabowo (1998) Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas
Gunadarma.
2. Feist,
Jess. Feist,Gregory J. (2011) Teori Kepribadian 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar